Tuesday 13 January 2009

Honda Beat, Mama, dan Bapak Pengemis Tua

Subhaanallaah.. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin.

Alhamdulillah, hari ini, 12 Januari 2009 aku mendapatkan suatu keberuntungan (lagi dan lagi) dari Allah. Menjadi pemenang undian program “New Mandiri Fiesta 2008”, dan berhak atas hadiah berupa sebuah motor Honda Beat CW. Wow..terima kasih, Allah.

Tidak pernah aku menyangka mendapatkan sebuah hadiah dari manapun. Karena, memang ini kali pertamanya aku mendapatkan sebuah hadiah. Hmm, dengan saldo yang minim untuk mengikuti undian ini, rasanya tidak pernah terbayangkan bisa mendapatkan hadiah tersebut. Anyway, aku punya sodara yang seringkali mendapatkan hadiah, entah dari bank, toko, atau manapun. Tentunyaa… aku ikut senang. Aku selalu berpikir, memang itu “jalannya”, dan jalanku adalah dengan bekerja keras, bukan mengharap hadiah. Tapi, ternyata, Allah memberi kepercayaan kepadaku untuk mendapatkan hadiah ini. Subhaanallaah..

Aku memang merasa selalu beruntung, Alhamdulillah. Aku merasa selalu sangat sangat beruntung. Beberapa kali aku share dengan mama, kakak, teman.. “Aku takut, aku terlalu sering beruntung...”. Aku juga ngga taw kenapa kok aku selalu seperti ini. Ya Allah, semoga aku tidak pernah lupa untuk selalu bersyukur kepada-Mu, Allah.

Entah ada kaitannya atau tidak, tapi Tante dan Mama ku pernah cerita, memang, waktu mama mengandungku, saat itu pula almarhum papa ku sering sakit-sakitan. Beberapa kali masuk RS. Tapi mama dengan susah payah mengandungku, masi bekerja di kantor, juga bolak-balik RS dan selalu merawat papa dengan penuh kasih sayang, saya yakin itu. Mama menyetir mobil sendiri jam3 pagi mengantar papa ke RS, menemani, dan merawat. Ugh.. sebuah perjuangan yang sangat sangat hebat bagi aku. Bisakah aku meniru perjuangan itu kelak…? Aku akan berusaha untuk tidak pernah mengecewakan orang yang aku sayang… Semoga. Amien.

Dan pada akhirnya, papa meninggalkan kami semua 12 tahun yang lalu. Ketika aku masih sangat sangat kecil, saat kelas 5 SD dan umurku masi 11 tahun… Tak terbayangkan olehku bagaimana tanpa papa, di usia semuda itu. Ngga bisa ketemu papa lagi, ngga dianter les sama papa, ngga jalan-jalan lagi sama papa, … Tapi, di waktu yang sangat singkat, 11 tahun itu, banyak sekali kenangan dengan papa, banyak pelajaran yang aku ambil dari papa, dan bagiku, sampai detik ini papa adalah orang yang paling baik yang pernah aku kenal. Beliau adalah guru terbaikku, disamping mama yang tak kenal lelah membesarkanku. Terima kasih, Allah, telah memberiku orang tua dan keluarga terbaik untukku.

Hingga pada akhirnya, salah satu resolusiku tahun 2009 adalah, selalu berusaha untuk Sholat Dhuha. Walopun dalam 12 hari pertama di tahun ini aku masih sering lupa untuk Sholat Dhuha, namun mama selalu mengingatkan. Juga kakak yang sangat sangat aku kagumi [aku juga sering sekali meniru kakak ku, emang hebatttt bgt. Semoga aku bisa seperti kakak].

Hari Kamis, 8 Januari 2009. Aku mengerjakan Sholat Dhuha, kebetulan hari itu 4 rakaat, yang biasanya 2 rakaat. Hari itu berjalan seperti biasa. Lalu, hari itu pula aku pergi sama mama. Jalan-jalan berdua ke Jalan Solo. Saat itu, kami masuk ke Toko Elizabeth, hanya lihat-lihat, engga beli apapun. Sebelum masuk, aku liat bapak pengemis tua, dan di saku ku ada uang 2 ribu rupiah yang entah kenapa sangat ingin aku berikan kepadanya. Tapi aku bilang, “Ah, nanti aja, pas pulang aku kasihnya”. Keluar toko, aku hampir lupa. Aku beli pisang goreng didepan toko itu. Lalu aku ingat, “Loh, mana yh bapak itu…”. Bapak itu engga ada di tempatnya lagi. Aku menyesal, sangat. Tapi ternyata, bapak itu ada disebelahku, beliau juga beli pisang goreng, tapi aku kan tidak ingat wajahnya. Baru setelah beliau kembali ke tempatnya, aku baru ‘ngeh’. Lalu aku bilang ke mama, “Bentar ma, pengen ngasih bapaknya itu…”. Dan aku kasih 2 ribu rupiah ku tadi. Bapaknya terlihat sangat senang dengan mengucap “matur nuwun” berkali-kali. Rasanya legaaaaa sekaliii…

Malamnya, entah kenapa juga, aku sangat sangat ingin baca Surat Yaasiin untuk papa. Aku Sholat Isya, sekitar pukul 23.30. Lalu aku lanjutkan doa dan dzikir serta baca Surat Yaasiin untuk papa, hingga pukul 00.30. Kalo mama juga kakak, memang setiap hari Kamis malam selalu membaca Surat Yaasiin. Aku selalu disuruh baca juga, tapi sering malas dan lupa (hua..maaffff…). Selain itu, mama juga mengajarkan untuk memberi kepada fakir setiap hari jumat. Kata orang-orang, hari Jumat adalah hari baik. Tapi sebagian lagi bilang, semua hari itu baik. Kalo untukku, aku pilih hari Jumat untuk beramal agar kita tidak lupa untuk memberi setiap minggunya. Silahkan jika ada yang berpendapat ingin memberi yang fakir pada hari Senin atau Selasa. Ngga masalah, asal kita ingat untuk memberi tiap minggunya. Tapi aku juga masi percaya bahwa hari Jumat adalah hari baik bagi Muslim. Saat ini, membaca Yaasiin setiap Kamis malam dan tidak lupa memberi setiap hari Jumat juga menjadi resolusi 2009 ku. Semoga aku bisa, Amien…

Hmm, hari Jumat, aku ke kantor seperti biasa, sampai jam12 siang. Lalu, aku pulang, makan dan ganti baju. Lalu aku pergi ke rumah teman dan ke kampus Univ. Islam Indonesia. Saat di perjalanan pulang, mama telpon aku, “Tadi ada yang telpon ke rumah, dari Bank Mandiri, nyari adek, nanya2 data adek. Engga taw kenapa, mama tanya ngga mau bilang. Mungkin bentar lagi telpon adek…bla bla bla, tanya pulang jam berapa dst..”. Aku tunggu, engga ada telpon masuk. Aku sudah su’udzon, “Paling bukan Bank Mandiri, masak telpon jam4 sore. Dah pulang lah karyawannya… Paling orang iseng nanya tentang aku kali..atau nawarin kartu kredit…”. Astaghfirullah.

Sabtu, Minggu. Hari-hari biasa yang selalu menyenangkan :)

Senin pagi, ada pertemuan dengan Dosen Kampusku, di Univ. Islam Indonesia, jam9 pagi. Dalam perjalanan, aku sempat berpikir… aku harus bisa berbuat satu kebaikan hari ini. Dan paling tidak, satu kebaikan setiap harinya. Semoga, amien…

Pertemuan dengan dosen dimulai jam9.30 dan berakhir sekitar jam11.30. Di sela-sela pertemuan itu, aku mendapat telpon dari Bank Mandiri Cabang UII. Aku disuruh kesana, ada surat penting dan menemui managernya. Aku menyanggupi datang kesana setelah pertemuan dengan dosen ini. Aku memang berniat kesana, maw nge-print buku tabunganku.

Sekitar pukul 11.45 aku ke Bank Mandiri yang masi berada di lingkungan kampus UII. Sesampainya disana, para CS nya ada tamu semua. Oleh satpamnya, aku disuruh menunggu. KTP dan KTM ku diminta, katanya ada masalah sedikit dengan rekeningku, dsb. Aku berusaha bersikap biasa aja, karena setiap masalah pasti ada solusinya. Aku berikan KTP dan KTM, juga aku minta tolong untuk di-print-kan buku tabunganku. Agak khawatir juga sih, masalah apa ini… Tidak lama, Ibu Navia, sang manager, memintaku untuk menemuinya. Tiba-tiba semua teller dan karyawan yang ada disitu beranjak dari tempat duduknya dan memandang aku. Aku sempet bilang, “kok pada ngliatin semua..kenapa sih..hehehe”. Aku dikasi surat, dan…Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah… Aku dinyatakan sebagai pemenang undian. WOW! Aku kaget, ngga menyangka. Dan semua orang memberi selamat kepadaku..kemudian, aku diminta keluar untuk mencoba men-starter motor Honda Beat itu, yang memang sudah diparkir di depan. Seneng bercampur malu, soalnya disuruh foto dan diliatin mahasiswa-mahasiswi UII yang ada disitu. Hahahha…

Lalu, aku diberi tahu untuk kembali lagi maksimal 5 hari, untuk mengurus segala sesuatunya. Setelah itu, aku telpon mama dan kakak, mengabari berita gembira ini. Kemudian, aku pulang. Mama sudah dirumah. Ngobrol panjang lebar dengan mama, dan aku bilang…”Ma, motor ini untuk mama. Anggap saja mama yang memenangkan undian ini, bukan aku, Ma..”.

Atas semua pengorbanan mama, atas semua kasih sayang mama, atas semua yang dilakukan mama untuk papaku tersayang juga untuk aku dan kakak. Ini belum cukup, tapi aku ingin memberikannya untuk mama. Aku juga teringat kata sobatku, Danu, sebelom dia melamar ceweknya. Dia bilang sama aku, “sebelum membahagiakan orang yang aku sayang (baca: pacar), kita kan harus membahagiakan orang tua… Aku uda pernah memberi mamaku, Tis.. sekarang aku mau ngasih Mimi…”.

Aku pun ingin begitu. Aku selalu merasa belum cukup memberi untuk mama. Dan ingin rasanya tujuan hidupku bisa tercapai, membahagiakan orang-orang yang aku sayang dan orang-orang disekitarku dulu, baru kebahagiaan untuk aku di nomor sekian.

Dan setelah diskusi malam ini dengan mama dan kakak, akhirnya kita berniat menjual motor itu. BPKB nya nanti juga a.n. pembeli, bukan atas namaku. Selain motor ini ngga ada yang mo make dirumah, dan ini uda buat mama (yang mana mama uda ngga bisa lagi mengendarai motor), lagi pula kalo buat aku…hmmm, aku masi sayang bangeddd sama motorku yang lama [si cimot, Supra X tahun 2002]. Prinsipnya, aku ngga pengen jual motorku ini. Coz, ini property pertama yang aku beli dengan uangku sendiri…hehe. dulu sempat berpikir, kalo aku bisa beli ***** *******, aku mo jual si cimot… tapi ntahlah, masi sayaaaaanngggg bgttttt sama cimot yang uda 7 taon nememin aku…

Apakah ada kaitannya, antara bapak pengemis itu dengan hadiah undian ini..? Ntahlah, tapi aku rasa ada. Aku beberapa kali mengalami kejadian seperti ini.

Suatu ketika, aku pernah parkir, untuk foto kopi. Lalu, ada tukang parkir disitu yang memberi aba-aba ke mobil yang akan menyebrang. Bebarengan dengan aku yang akan menyebrang. Aku sempat su’udzon (ah..aku ngga boleh lagi su’udzon…) dalam hati, “walah.. bapakny..pasti mo minta parkiran ma aku. Foto kopi cuman 500, parkirnya 500. Huhh…” Aku siapkan duit 500 rp untuk aku kasi bapak parkir itu. Tapi apa? Bapaknya bilang, “mboten sah, mbak. Sampun.. sampunn…[ngga usah mbak, udah..udah..]” Astaghfirullahhhh, aku uda salah menilai orang, ternyata bapaknya malah ngga maw dibayar…..huaa… Lain hari aku kesana lagi, pas aku maw masuk ke foto kopian (menyebrang jalan), aku disebrangkan. Pulangnya, aku kasi uang, bapaknya bener-bener ngga mau nerima lagi. Subhaanallaah..masi ada orang baik di dunia ini ternyata.. aku bener2 terharu….

Suatu hari Jumat, aku pergi khusus ke foto kopian itu, hanya untuk memberi bapak tukang parkir itu uang dalam jumlah yang tidak besar, Rp 10.000,-. Aku bilang, “Pak, bapak sudah baik sekali sama saya, sering nyebrangin saya… ini untuk Bapak, ya…” Bapak tersebut bilang, “Ya Allah, mbak..menika ikhlas.. [ini ikhlas…]?” Huaa…bapaknya…. Trus, aku bilang sambil anggukin kepalaku, “lha iya to Pak…insyaAllah ikhlas…”. Masi terngiang jawaban bapak itu, “Matur nuwun sanget, nggih, mbak.. Gusti Allah ingkang mbales.. menawi rejeki pancen mboten dateng pundi-pundi..[terima kasih sekali, ya, mbak..Allah yang akan membalas, memang kalo rejeki itu ngga kemana…]”.


Yang aku rasain sama dengan saat memberi bapak pengemis kemaren itu, legaaaaa sekaliii….seneng bgt… Dan, tanpa menunggu lama, sama seperti yang aku alami barusan, tepat besok harinya (Sabtu) aku dapat uang 500 ribu rupiah. Alhamdulillah, bener-bener ngga menyangka. Benar memang, jika kita memberi orang lain (shadaqah), maka akan berlipat bagi kita. Aku benar-benar percaya itu…. Semoga aku selalu ingat.

Satu lagi pelajaran penting yang aku ambil dari temen kantor kakakku, Mbak Dias. Kakak yang cerita ke aku. Suatu ketika, Mbak Dias pergi ke suatu tempat, ntah dimana aku lupa. Lalu, pas maw bayar parkiran, ternyata Mbak Dias ngga punya uang kecil. Dia bilang, “Pak besok ya, Pak..saya bayar, saya ngga punya uang kecil.” Bapaknya sih iya-iya aja. Yasudah gitu. Nah, sampek kantor, Mba Dias buru-buru masuk kantor dan buru-buru keluar lagi. Kakakku tanya, “mau kemana lagi, yas..?”. Dia jawab, “bentar mbak, aku tadi utang sama tukang parkir, aku bayar sekarang aja, keburu lupa….” Memang ‘lucu’ kayaknya. ‘cuma’ utang 500 rupiah, paling tukang parkirnya juga lupa kannn.. Dan Mbak Dias memang pergi lagi ke tempat itu hanya untuk membayar 500 rupiah tadi. WOW! Aku salut. Asli. Masih banyak cerita dalam hidup ini yang bisa diambil hikmahnya, dan bisa kita tiru jika memang itu baik bagi kita. Insya Allah, aku juga akan cerita lagi mengenai pribadi-pribadi yang ingin saya tiru.

Sekali lagi, masih ingin mengucapkan terima kasih, Allah, atas kenikmatanmu yang terus-menerus kepadaku… dan juga, Bank Mandiri, terima kasih…hehehe, walopun baru setaon nabung yaa.. :) Semoga aku selalu bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian, mencontoh yang baik dari teman-temanku, dan semoga Allah meridhai setiap jalan yang aku tempuh. Amienn…

Akhirnya, aku sangat terharu membaca doa ini beserta artinya.

“rabbi auzi’nii an asykura ni’matakallatii an’amta ‘alayya wa’alaa waalidayya wa an a’mala shaalihan tardhaahu wa ashlihlii fii dzurriyyatii innii tubtu ilaika wa innii minal muslimiin.”

“Ya Tuhanku, berilah aku kemampuan untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku berbuat amal kebaikan (shalih) yang Engkau ridhai, berikanlah kebaikan kepadaku dengan memberikan kebaikan kepada anak-cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.”
(Q.S. Al-Ahqaf, 46:15)